Tuesday, June 2

Apa Kata Solahudin Ishol tentang Perpustakaan Keliling SATUNAMA

Mobile Library
(Observasi Pembentukan Perpustakaan di Dusun Terong Satu)
Oleh: Solahudin_Ishol

Ketika hendak menulis uraian tentang observasi selama kurang dari setengah hari di daerah Terong Satu, terus terang penulis agak kesulitan dalam memulai langkah. Kesulitan tersebut bukan terletak pada esensi persoalan tapi jenis pendekatan (approach) yang penulis akan pergunakan karena hanya diberi waktu kurang dari setengah hari. Dengan keterbatasan tersebut penulis hanya bisa mengeluarkan asumsi dan mungkin membuat generalisasi suatu keadaan tepatnya di daerah Terong Satu. Sehingga penulis menyadari bahwa observasi yang penulis tulis jauh dari kesempurnaan.

Melihat dinamika anak dan remaja dusun Terong Satu secara sekilas penulis berasumsi bahwa ada antusias dan semangat dari para remaja untuk menerima hal-hal yang baru, dalam hal ini terkait dengan perpustakaan. setidaknya telihat pada saat dialog ramah tamah dengan para remaja.

Mobile library yang secara umum ingin menciptakan budaya membaca dalam masyarakat menjadi sangat diharapkan kehadiranya sekaligus menjadi tantangan tersendiri karena dilihat dari taraf ekonomi dusun Terong Satu tergolong kelas menegah, akses informasi juga tergolong mudah, belum lagi ditambah dengan banyaknya para remaja dusun Terong Satu yang melanjutkan sekolah di Yogyakarta sehingga wajar icon modernitas sudah melekat begitu erat. Tapi realitas tersebut bukan menjadi halangan bagi mobile library untuk terus menanamkan nilai-nilai universal seperti pluralisme, demokrasi, gender dll. Hanya saja harus ada strategi dan cara pendekatan pendampingan yang berbeda.


Menurut hemat penulis ada bebarapa hal yang harus dilakukan untuk pembentukan perpustakaan khususnya di Terong Satu. Pertama, Pemberdayaan remaja dan anak melalui pembekalan kemampuan dan ketrampilan kepada mereka. Pemberdayaan disini penulis mengistilahkan dengan meminjam tangan kawan maksudnya adalah adanya keharusan untuk melakukan pembekalan terhadap anak dan remaja agar bisa mengelola sendiri atau memaksimalkan potensi lokal untuk berbuat lebih didalam perpustakaan.

Di Terong Satu yang pertama kali harus dilakukan adalah pelatihan bagi remajanya seperti managemen organisasi, cara pengelolaan perpustakaan dll. Kedua, pengadaan sarana penunjang untuk kegiatan perpustakaan (belajar sambil bermain). Ketiga, Pendampingan, pendampingan dilakukan agar mereka berperan aktif dalam perpustakaan komunitas dan menjadi sahabat perpustakaan. Selain itu harus ada kegiatan pendukung _pada masa awal pembentukan perpustakaan kegiatan pendukung ini menjadi hal yang pokok_ yang kreatif, setidaknya kegiatan-kegiatan yang tidak membosankan tapi masih terkait dengan pendidikan diantaranya, bedah buku gembira, bedah film, musikalisasi, teatrikal dll. Sehingga akan tercipta suasana kulturan kekeluargaan yang baik.

Langkah-langkah dalam program mendampingi anak dan remaja pada mobile library nantinya memakai siklus tindakan yaitu ; observation, plane, action, dan reflection. Keempat langkah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

Adapun fungsi dari relawan menurut hemat penulis mencakup tiga hal. Pertama, Pendidik, fungsi pendidik yang dilakukan pada skala kecil adalah memberikan informasi yang dibutuhkan oleh mereka agar dapat diakses dengan mudah guna dapat mengatasi masalah dan mampu mengembangkan diri. Selain itu, dalam fungsinya sebagai pendidik juga sama dengan peran guru, peran pengayom sekaligus sahabat bagi mereka.


Kedua, Konsultan, konsultasi adalah salah satu cara yang bertujuan untuk menghasilkan pemahaman tentang perpustakaan atau segala hal yang berkaitan dengan pendidikan. Konsultasi yang dilakukan dengan sistem face to face.


Ketiga, Pengembang, fungsi pengembang bertujuan untuk mengembangkan perpustakaan agar dapat menyalurkan semua bakat dan ketrampilan yang ada. Dengan mengarahkan mereka pada akses-akses yang bisa menunjang pengembangan bakat itu sendiri.


Demikian kiranya sekelumit observasi yang penulis lakukan, dengan keterbatasan waktu yang tersedia, barangkali kalau lebih banyak lagi waktu untuk melakukan observasi atau nanti kalau bisa bergabung tentu akan menemukan format pendampingan yang tepat. Sebagai catatan bahwa salah satu komponen penting dalam proses pembangunan masyarakat dalam hal ini anak dan remaja adalah adanya inisiatif dan kreativitas serta swadaya atau partisipasi masyarakat sendiri untuk menentukan masa depan kehidupannya.



No comments:

Post a Comment

Silahkan mengisi komentar dan terima kasih atas komentar anda