Thursday, June 18

Lowongan Penyiar di Radio SATUNAMA





Radio SATUNAMA Yogyakarta, membuka kesempatan untuk bergabung sebagai :

1. PENYIAR

Syaratnya :

  • Laki-laki dan Perempuan, usia max 27 tahun
  • Bersuara michroponic
  • Bisa berbahasa Jawa, min. pasif
  • Pendidikan min. D3 atau sedang kuliah tingkat akhir
  • Berpengalaman min. di radio komunitas
  • Menyukai tantangan
  • Memiliki kendaraan sendiri (min. sepeda motor) dan dilengkapi SIM C


2. MARKETING
Syaratnya :

  • Laki-laki atau perempuan, usia max. 27 tahun
  • Pendidikan min. D3 atau sedang kuliah tingkat akhir
  • Memiliki kendaraan sendiri (min. sepeda motor) dan dilengkapi SIM C
  • Domisili di DIY
  • Mudah bergaul, sopan dan komunikatif


Bagi yang berminat pada salah satu posisi, silakan kirimkan lamaran, CV dan contoh suara ke :

Radio SATUNAMA
Jl. Sambisari 99 Duwet
Sendangadi, Mlati, Sleman
Yogyakarta – 55285

Atau melalui e-mail : radio@satunama.org

Lamaran paling lambat kami terima 25 Juni 2009.

Tuesday, June 9

dari Banjarsari RT 01 RW 08 Tawangmangu

Mas Sugiyanto a.k.a Bagong, telah mengadakan acara mbubak kawah, suatu adat yang berasal dari Surakarta. Acara ini berlangsung pada hari Minggu Legi, tanggal 7 Juni 2009.

Sejumlah staf dan karyawan serta warga dusun Duwet yang berdekatan dengan kantor SATUNAMA turut hadir memberikan selamat dan doa di dalam acara tersebut.

Acara di mulai Jam 13.00 - 15.00 dengan suasana santai dan penuh kekeluargaan, Hawa yang sejuk di lereng pegunungan Lawu ini, membuat hadirin harus berjuang melawan kantuk, tak terkecuali mas Gusdiman yang mimpi ketemu sandra dewi. hehe..ehe..he..

Wedding Badi dan Anom


Sobat SATUNAMA, yang sampai akhir tahun lalu berjuang bersama di Duwet, yaitu : Gregorius Tulus Pribadi (Badi) akan menikahi kekasih hatinya Maria Liana Anom Pandansari pada tanggal 21 Juni 2009 di Gereja Hati Kudus, Jalan Kramat Raya No.134 jakarta pusat. Teman- teman di Dusun Duwet, Sendangadi, Mlati,Sleman turut berbahagia atas keputusan kalian berdua dan tidak lupa mengucapkan : Selamat Menempuh Hidup Baru

Monday, June 8

Noven in SATUNAMA


Senin 8 Juni 2009, Seorang kawan lama dari ABV( Australia Business Volunteer ) Noven Purnell Webb ( kalau gak salah nulis ) ada di SATUNAMA selama kurang lebih satu bulan. Pekerjaan yang akan dilakukannya masih terkait dengan bidang IT. Noven bersama tim IT akan mencoba mengatasi permasalah di bidang tehnologi informasi

Tuesday, June 2

Metana Yustisia

Senada dengan rekan Iska Hernawan yang berjuang di luar SATUNAMA, Mettana Yustisia, relawan mobile library - SATUNAMA juga menyusul berjuang sebagai bekerja sebagai staf pengelola pasar beringharjo per 2 Juni 2009. Banyak adik-adik kecil yang akan selalu mengingat keceriaan yang dibagikan oleh Metta, tak lupa Keluarga besar, nduwet.blogspot.com, mengucapkan selamat berjuang dan sukses untuk Metta di medan pertempuran baru.

Pisah Sementara


Iska Hernawan staf divisi People Empowerment Program, per-1 Juni 2009 akan melanjutkan perjuangannya di luar SATUNAMA untuk memperkuat usaha yang telah dirintis oleh
Keluarga besar. Admin nduwet.blogspot.com, mengucapkan selamat berjuang dan sukses untuk pelopor olahraga fulsal SATUNAMA. Selamat berjuang bro..salam olahraga.

Relawan Moblib

Kegiatan Perpustakaan Keliling Anak di mata Ratna Yuniastuti

Kunjungan Perpustakaan keliling Di dusun Terong dan dusun Suruh
oleh : Ratna Yuniastuti

Menyenangkan!
Itu adalah kata pertama yang ada di pikiran saya ketika melewati pegunungan yang jalannya cukup membuat dag dig dug. Pemandangannya masih alami sekali meskipun harus waspada ketika ingin menikung atau turun dan naik.

Hal yang kedua, sebuah kekaguman muncul di benak saya ketika melihat orang-orang yang ada di desa Suruh yang akan mengikuti penyuluhan mengenai lahan yang dipimpin oleh Mas Maman. Mereka antusias sekali.. Bapak-bapak yang sudah sepuh pun menyempatkan diri untuk menghadiri penyuluhan yang di dalamnya terdapat diskusi tersebut.

Saya belum pernah mengetahui bagaimana cara orang-orang pegunungan mengolah lahan mereka. Satu hal yang saya tahu sejak sekolah dasar adalah mereka menggunakan sistem terasiring. Saya tetarik dengan perbincangan mereka tentang lahan yang baik itu bagaimana dan cara yang dilakukan apa supaya lahan menjadi lebih berkualitas. Menyenangkan mempelajari hal yang baru dan mengenal orang baru terutama dari pedesaan (atas) yang masih kental sifat kekeluargaan mereka, berbeda dengan sebagian orang yang saya temui di bawah -di lingkungan saya-.

Dari desa suruh saya juga belajar bahwa masyarakat di sana bisa membaur antara orang muda dan tua untuk membangun desa mereka. Saya mengamati itu ketika mereka berdiskusi. Semua anggota dalam kelompok tersebut mencoba untuk mengemukakan pendapat mereka. Entah itu tua atau muda yang pasti pendapat mereka dihargai oleh anggota yang lain. Ini sebuah hal yang berharga untuk saya karena terkadang terlalu sulit menyatukan pemikiran yang muda dan yang tua.

Di Dusun Terong

Anak-anak muda di dusun ini pertama kali terlintas di pemikiran saya melalui penampilan mereka yang sudah bergaya kota. Berbeda dengan remaja di Desa Suruh. Mereka juga lebih berani 'ngomong'. Boleh jadi karena mereka sudah merasa dewasa. Menurut salah satu dari kelompok Kambing ketika saya menanyakan mengapa dia mengatakan kelompoknya masih kecil-kecil, itu karena sebagian besar kelompok Kucing lulusan SMA sedangkan kelompoknya masih SMP dan SMA.

REKOMENDASI

Menurut saya, bisa dicoba perpustakaan yang diawali dengan bacaan yang lebih banyak untuk anak-anak terlebih dahulu. Mengingat di sana banyak anak-anak dan ada yang mengatakan bahwa kadang-kadang perpustakaan tutup jadi tidak bisa meminjam buku. Sistem peminjaman pun belum tertib. Ada yang mengatakan kalau ada yang belum mengembalikan buku, ya, sudah biarkan saja. Lama-lama buku-buku bisa habis dibawa anak-anak.

Melalui perpustakaan yang rencananya akan diadakan di sana ini, dapat juga melatih mereka untuk tertib, belajar bekerja sama, dan belajar untuk membangun dari awal perpustakaan yang mereka inginkan dan bagaimana mengembangkan perpustakaan tersebut dan mereka tidak hanya menuntut fasilitas seperti yang mereka paparkan pada waktu diskusi. Apabila para remaja karang taruna sudah benar-benar tertarik, maka, dapat lebih ditambah lagi dengan buku-buku untuk mereka

Hima Kurnia tentang Perpustakaan Keliling SATUNAMA

kesan pesan mengikuti kegiatan lapangan satunama
oleh
Hima Kurnia

Saya menyukai kegiatan lapangan, karena disana kita akan bertemu dengan banyak orang dengan berbagai macam karakter selain itu kita bisa belajar banyak hal dari mereka. pengalaman yang saya dapat kan ketika mengikuti kegiatan satunama di gunungkidul antara lain saya mengetahui kerja konkrit seorang pengorganisir masyarakat, cara berkomunikasi dengan masyarakat serta saya mendapat ilmu yang berharga tentang pertanian dan konservasi lahan. yang paling menarik bagi saya adalah cara belajar masyarakat gunung kidul yang tetap memperhatikan kearifan lokal (tentu saja hal ini juga hasil kerja keras seorang pengorganisir) jadi bukan transformasi ilmu yang terlalu toeritik karna hal tersebut akan susah dipahami serta diaplikasikan melainkan memanfaatkan ilmu yang memang tepat untuk karakter daerah tersebut .

rekomendasi untuk perpustakaan komunitas yang akan dibentuk di terong, dlingo.

Daerah terong merupakan daerah yang dekat dengan perkotaan tentu karakter masyarakatnya berbeda karena akses terhadap informasi dan teknologi tidak terlalu sulit, dari asessement awal yang dilakukan oleh perpustakaan keliling untuk anak satunama kemarin saya rasa budaya para remaja nya sudah mulai terkontaminasi dengan gaya hidup yang mungkin bisa dikatakan hedonis, maka harus dilakukan beberapa kali pertemuan lagi untuk pendekatan kepada para remaja serta anak-anak dan memegang key person (co lokal) agar nantinya perpustakaan yang akan di bentuk disana benar-benar dimanfaatkan serta direspon sejara baik oleh remaja serta anak-anak. ada beberapa masukan dari saya (kalau dibilang rekomendasi nanti seolah-oleh saya terlalu intervensi)

1. perpustakaan keliling untuk anak dan remaja karena sdm para remaja cukup berpotensi

2. memfasilitasi pengadaan buku serta mengarahkan mereka untuk melakukan pengadaan buku secara swadaya

3. mengadakan kajian ringan untuk remaja sekaligus transformasi issue yang sedang menjadi konsen satunama

4. program bermain dan belajar untuk anak-anak yang di sisipi transformasi issue satunama (pep)

5. menyediakan fasilitas bermain sambil belajar untuk anak seperti : mewarnai, kertas lipat dll (permainan yang kreatif)

Apa Kata Solahudin Ishol tentang Perpustakaan Keliling SATUNAMA

Mobile Library
(Observasi Pembentukan Perpustakaan di Dusun Terong Satu)
Oleh: Solahudin_Ishol

Ketika hendak menulis uraian tentang observasi selama kurang dari setengah hari di daerah Terong Satu, terus terang penulis agak kesulitan dalam memulai langkah. Kesulitan tersebut bukan terletak pada esensi persoalan tapi jenis pendekatan (approach) yang penulis akan pergunakan karena hanya diberi waktu kurang dari setengah hari. Dengan keterbatasan tersebut penulis hanya bisa mengeluarkan asumsi dan mungkin membuat generalisasi suatu keadaan tepatnya di daerah Terong Satu. Sehingga penulis menyadari bahwa observasi yang penulis tulis jauh dari kesempurnaan.

Melihat dinamika anak dan remaja dusun Terong Satu secara sekilas penulis berasumsi bahwa ada antusias dan semangat dari para remaja untuk menerima hal-hal yang baru, dalam hal ini terkait dengan perpustakaan. setidaknya telihat pada saat dialog ramah tamah dengan para remaja.

Mobile library yang secara umum ingin menciptakan budaya membaca dalam masyarakat menjadi sangat diharapkan kehadiranya sekaligus menjadi tantangan tersendiri karena dilihat dari taraf ekonomi dusun Terong Satu tergolong kelas menegah, akses informasi juga tergolong mudah, belum lagi ditambah dengan banyaknya para remaja dusun Terong Satu yang melanjutkan sekolah di Yogyakarta sehingga wajar icon modernitas sudah melekat begitu erat. Tapi realitas tersebut bukan menjadi halangan bagi mobile library untuk terus menanamkan nilai-nilai universal seperti pluralisme, demokrasi, gender dll. Hanya saja harus ada strategi dan cara pendekatan pendampingan yang berbeda.


Menurut hemat penulis ada bebarapa hal yang harus dilakukan untuk pembentukan perpustakaan khususnya di Terong Satu. Pertama, Pemberdayaan remaja dan anak melalui pembekalan kemampuan dan ketrampilan kepada mereka. Pemberdayaan disini penulis mengistilahkan dengan meminjam tangan kawan maksudnya adalah adanya keharusan untuk melakukan pembekalan terhadap anak dan remaja agar bisa mengelola sendiri atau memaksimalkan potensi lokal untuk berbuat lebih didalam perpustakaan.

Di Terong Satu yang pertama kali harus dilakukan adalah pelatihan bagi remajanya seperti managemen organisasi, cara pengelolaan perpustakaan dll. Kedua, pengadaan sarana penunjang untuk kegiatan perpustakaan (belajar sambil bermain). Ketiga, Pendampingan, pendampingan dilakukan agar mereka berperan aktif dalam perpustakaan komunitas dan menjadi sahabat perpustakaan. Selain itu harus ada kegiatan pendukung _pada masa awal pembentukan perpustakaan kegiatan pendukung ini menjadi hal yang pokok_ yang kreatif, setidaknya kegiatan-kegiatan yang tidak membosankan tapi masih terkait dengan pendidikan diantaranya, bedah buku gembira, bedah film, musikalisasi, teatrikal dll. Sehingga akan tercipta suasana kulturan kekeluargaan yang baik.

Langkah-langkah dalam program mendampingi anak dan remaja pada mobile library nantinya memakai siklus tindakan yaitu ; observation, plane, action, dan reflection. Keempat langkah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

Adapun fungsi dari relawan menurut hemat penulis mencakup tiga hal. Pertama, Pendidik, fungsi pendidik yang dilakukan pada skala kecil adalah memberikan informasi yang dibutuhkan oleh mereka agar dapat diakses dengan mudah guna dapat mengatasi masalah dan mampu mengembangkan diri. Selain itu, dalam fungsinya sebagai pendidik juga sama dengan peran guru, peran pengayom sekaligus sahabat bagi mereka.


Kedua, Konsultan, konsultasi adalah salah satu cara yang bertujuan untuk menghasilkan pemahaman tentang perpustakaan atau segala hal yang berkaitan dengan pendidikan. Konsultasi yang dilakukan dengan sistem face to face.


Ketiga, Pengembang, fungsi pengembang bertujuan untuk mengembangkan perpustakaan agar dapat menyalurkan semua bakat dan ketrampilan yang ada. Dengan mengarahkan mereka pada akses-akses yang bisa menunjang pengembangan bakat itu sendiri.


Demikian kiranya sekelumit observasi yang penulis lakukan, dengan keterbatasan waktu yang tersedia, barangkali kalau lebih banyak lagi waktu untuk melakukan observasi atau nanti kalau bisa bergabung tentu akan menemukan format pendampingan yang tepat. Sebagai catatan bahwa salah satu komponen penting dalam proses pembangunan masyarakat dalam hal ini anak dan remaja adalah adanya inisiatif dan kreativitas serta swadaya atau partisipasi masyarakat sendiri untuk menentukan masa depan kehidupannya.