Tuesday, August 4

Membangun Wawasan Bhinneka Tunggal Ika

Kegiatan seminar nasional membangun wawasan bhinneka tunggal ika melalui penanaman nilai-nilai agama merupakan kerjasama persatuan Taman Siswa, Institute Dialog Antar Iman (DIAN) interfidei dan jaringan islam kampus.(JaRIK).Kegiatan ini dilakukan di Pendopo Taman siswa, Jalan Taman Siswa, Senin 3 Agustus 2009.

Dalam sambutannya, ketua panita, Listia, menyampaikan “Agama akhir-akhir ini dipandang sebagai tantangan, oleh karena itu kerjasama antar warga penting untuk mempercepat negara Indonesia yang dewasa”.  Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini akan diadakan lokakarya untuk guru agama di Sleman dan Bantul antara 4 – 12 Agustus 2009.

Hadir sebagai pembicara seminar, Jend. TNI (purn) Tyasno Sudarto, Frans Magniz Suseno SJ, Putu Wijaya dan  M Agus nuryatno, Phd. Bertindak sebagai moderator adalah Elga Sarapung.

Agus Nuryatno, menyampaikan “ Para guru hendaknya mampu mengkontekskan kurikulum pendidikan dengan apa yang berlaku dalam  dunia nyata serta mempunyai daya kritis untuk   selalu menanyakan apakah apa yang diajarkan bermanfaat bagi peserta didik “. 

Sementara Tyasno Sudarto menyampaikan, “ Kebhinnekaan menjadi lemah karena masalah politik praktis, ekonomi dan sosial budaya. Jika keadilan ekonomi dan penghormatan terhadap warga negara tidak sama, bagaimana kebhinnekaan bisa dihayati ?. Saat ini seolah-olah yang memilik hak adalah orang-orang kaya”   untuk Tyasno menyampaikan kunci untuk mangatasi hal tersebut adalah perlunya mengacu pada pancasila, sehingga tidak ada benturan etnis dan agama, serta perlunya  pemimpin yang bermoral bersih dan merdeka jiwanya.

Frans Magnis Suseno, lebih banyak mengupas mengenai wawasan bhinneka tunggal ika dan harkat nilai-nilai keagamaan.

Putu Wijaya,mengungkapkan meskipun tidak ada masalah, hal-hal tentang  kebhinekaan seperti dalam seminar ini harus tetap dibicarakan dalam kehidupan sehari-hari.


No comments:

Post a Comment

Silahkan mengisi komentar dan terima kasih atas komentar anda