Tuesday, August 18

dari sepiring pisang

Sehari setelah peringatan kemerdekaan RI ke-64, Sore sekitar pukul 14.30 WIB,  Pak Surip seorang gardener sejati, datang ke West Office Building dengan membawa sepiring penuh pisang rebus hasil dari kebun kantor.  Hmm..Mantapp Pak Surip!!. Pisangmu membuat soreku bersemangat

By the way, ngomongin masalah pisang yang diambil dari kebun, sebetulnya ide sederhana ini  bisa jadi hebat manakala, pisang yang diambil dari kebun tersebut sungguh-sungguh dikelola. Idenya adalah, menanami setiap jengkal tanah di kebun/ tanah kosong dengan tananam pisang. Tanaman ini termasuk tanaman yang mudah tumbuh dan minim perawatan. Setidaknya ada dua manfaat nyata dari ide menanam pisang di kebun, pertama bagian dapur tidak harus repot mencari daun pisang karena di kebun sudah tersedian, dan jika pisang itu tidak laku dijual, acara pembagian pisang rebus gratis ala PMT (Program Makanan Tambahan) kepada staf bisa dilanjutkan, atau paling tidak dijadwalkan sebulan sekali. PMT ini pasti akan memotivasi teman-teman untuk bekerja lebih bersemangat, karena kebutuhan akan vitamin dan kalsium, terpenuhi dalam buah pisang. Laksanakan !

Thursday, August 6

produk lokal yang tetap banyak penggemarnya

Siapa bilang  lebih banyak penggemarnya Roti daripada Tiwul ?

Rabu sore, 5 agustus 2009 menjadi moment pembuktian bahwa rasa tiwul mampu menghipnotis lidah-lidah kawan-kawan divisi PEP. Ceritanya, sepulang dari melakukan pencarian data di BAPPEDA Gunung Kidul, Mbak Ani pulang dengan membawa oleh-oleh Tiwul dan Kripik Bayem yang dibuat ala kripik belut.

Mantap tenan, sesiang itu beberapa teman tidak beranjak sekedar untuk mencuil dan merasakan sensasi manis dan gurih dari kedua makanan tersebut. Setelah menikmati makanan khas tersebut, semangat kerja menjadi bertambah. Jadi siapa bilang tiwul dan kawan-kawannya mulai kehilangan penggemar.

contoh baik merawat aset lembaga

Mas Bagong nyemplung di bak mandi!!

Pagi ini contoh baik dalam merawat aset lembaga, sudah ditunjukkan oleh Mas Giyanto a.k.a Mas Bagong. Beliau langsung terjun ke bak mandi, setelah hari kemarin ( 5 Agustus 2009) mendapat complain dari Mbak Anik, mengenai kondisi bocornya bak kamar mandi di ruangan divisi Special Project.

Pagi ini, dengan membawa seperangkat alat bangunan berupa pemotong keramik, semen putih, sabut dan cetok dia bergegas membereskan keluhan tentang bocornya air. "Nat di bak ilang kabeh je mas" katanya kepada saya ketika tengah asyik menambal sambungan antar keramik dengan semen putih. Salut buat Mas Bagong, Respon cepat anda menjadi contoh bagi kami untuk memelihara aset lembaga.

Tuesday, August 4

Membangun Wawasan Bhinneka Tunggal Ika

Kegiatan seminar nasional membangun wawasan bhinneka tunggal ika melalui penanaman nilai-nilai agama merupakan kerjasama persatuan Taman Siswa, Institute Dialog Antar Iman (DIAN) interfidei dan jaringan islam kampus.(JaRIK).Kegiatan ini dilakukan di Pendopo Taman siswa, Jalan Taman Siswa, Senin 3 Agustus 2009.

Dalam sambutannya, ketua panita, Listia, menyampaikan “Agama akhir-akhir ini dipandang sebagai tantangan, oleh karena itu kerjasama antar warga penting untuk mempercepat negara Indonesia yang dewasa”.  Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini akan diadakan lokakarya untuk guru agama di Sleman dan Bantul antara 4 – 12 Agustus 2009.

Hadir sebagai pembicara seminar, Jend. TNI (purn) Tyasno Sudarto, Frans Magniz Suseno SJ, Putu Wijaya dan  M Agus nuryatno, Phd. Bertindak sebagai moderator adalah Elga Sarapung.

Agus Nuryatno, menyampaikan “ Para guru hendaknya mampu mengkontekskan kurikulum pendidikan dengan apa yang berlaku dalam  dunia nyata serta mempunyai daya kritis untuk   selalu menanyakan apakah apa yang diajarkan bermanfaat bagi peserta didik “. 

Sementara Tyasno Sudarto menyampaikan, “ Kebhinnekaan menjadi lemah karena masalah politik praktis, ekonomi dan sosial budaya. Jika keadilan ekonomi dan penghormatan terhadap warga negara tidak sama, bagaimana kebhinnekaan bisa dihayati ?. Saat ini seolah-olah yang memilik hak adalah orang-orang kaya”   untuk Tyasno menyampaikan kunci untuk mangatasi hal tersebut adalah perlunya mengacu pada pancasila, sehingga tidak ada benturan etnis dan agama, serta perlunya  pemimpin yang bermoral bersih dan merdeka jiwanya.

Frans Magnis Suseno, lebih banyak mengupas mengenai wawasan bhinneka tunggal ika dan harkat nilai-nilai keagamaan.

Putu Wijaya,mengungkapkan meskipun tidak ada masalah, hal-hal tentang  kebhinekaan seperti dalam seminar ini harus tetap dibicarakan dalam kehidupan sehari-hari.