Tidak seperti yang saya bayangkan sebelumnya bahwa acara ini akan dihadiri oleh sekian banyak elemen masyarakat, paling tidak sebanyak demo di muka Gedung Agung tempo hari. Kali ini separuh jumlahnya saja tidak ada. Polisi yang berjaga sangat banyak, karena di sudut lain ada pendukung RUU Pornografi yang (menurut Mbak Anik) sudah berdemo sebelumnya di Tugu. Saya tidak tahu apakah ini memang desain acara atau bukan, tapi jujur saja saya merasa risih dengan beberapa pendukung acara yang bergaya preman braokan. Bahkan ketika ritual yang semestinya hening sekalipun mereka tetap braokan. Saya tidak cukup yakin apakah mereka mengerti betul esensi yang dibicarakan oleh rekan-rekan penggerak demo.
Sebelum memasuki pelataran DPRD saya sempat bertemu dengan pendukung RUU Pornografi, kebetulan beberapa rekan pers ada disana sedang melakukan wawancara. Menariknya secara random diwawancara mereka sudah punya wacana logis akan perlunya disahkan RUU Pornografi. Bertolak belakang dengan apa yang saya ungkapkan sebelumnya.
Agenda advokasi pelecehan rasial oleh Balkan Kaplele terhadap rekan kita Albert juga tidak terasa "greng" hingga mengerakan hati. Kebetulan sekilas saya melihat yang bersangkutan datang agak telat dan sudah keluar arena sebelum acara pembacaan sikap terhadap apa yang telah terjadi padanya.
Tanpa mengurangi rasa hormat atas apa yang sudah dilakukan oleh teman-teman YuK, demo kali ini rasanya tidak terdengar gaungnya. Semoga tindak lanjutnya bisa lebih baik dan mampu membatalkan RUU Pornografi.
Demikian sekilas info,
Reported
by Tampah
No comments:
Post a Comment
Silahkan mengisi komentar dan terima kasih atas komentar anda