JUDUL BUKU
|
KETERANGAN
|
Panggil
Aku Kartini Saja
|
Biografi ini mengajak kita
mengingat Kartini, tapi bukan dari sudut pandang domestik rumah, seperti
Kartini adalah gadis pingitan, lalu dinikahkan, lalu melahirkan,
namun lebih pada bagaimana Kartini melawan itu semua. Melawan kesepian karena
pingitan, melawan arus kekuasaan besar penjajahan dari dinding tebal kotak
penjara Kabupaten yang menyekapnya bertahun-tahun lamanya.Hal lain yang
menarik : ternyata Kartini pandai melukis dan sangat mengagumkan.
|
Bumi Manusia.
(Periode penyemaian dan
kegelisahan )
|
Novel ini merupakan bagian 1 dari Tetralogi
Buru, dengan latarbelakang dan cikal bakal nation Indonesia di
awal abad 20. Roman bagian pertama ini sebagai periode penyemaian dan kegelisahan Minke,
manusia berdarah priyayi yang semampu mungkin keluar dari kepompong
ke-Jawa-annya menuju manusia yang bebas dan merdeka. Di sudut lain membelah
jiwa ke-Eropa-an yang menjadi simbol dan kiblat dari pengetahuan dan
peradaban.
|
Jejak Langkah
( Periode pengorganisasian perlawanan ).
|
Bagian ke-3 dari Tetralogi Buru ini berkisah tentang Minke yang mulai memobilisasi segala daya upaya
untuk melawan bercokolnya kekuasaan Hindia yang sudah berabad-abad umurnya.
Minke tidak memilih perlawanan bersenjata tetapi memilih perlawanan
jurnalistik dengan membuat sebanyak-banyak
nya bacaan pribumi.
Lewat jurnalistik ini Minke
lantang berseru “ Didiklah
rakyat dengan organisasi dan didiklah penguasa dengan perlawanan “.
|
Rumah Kaca
( Reaksi balik dari
pemerintahan Hindia Belanda yang melihat kebangkitan perlawanan di tanah
jajahan mereka )
|
Bagian ke-4 dari Tetralogi
Buru, Rumah Kaca
berkisah tentang usaha Kolonial memukul semua kegiatan kaum pergerakan dalam
sebuah operasi ‘ pengarsipan ‘ yang rapi. Arsip adalah mata radar Hindia yang
ditaruh di mana-mana untuk merekam apapun yang digiatkan aktivis pergerakan.Pram
mengistilahkan politik arsip itu sebagai kegiatan
“ pe-rumahkaca-an “.
|
Jalan Raya Pos, Jalan Daendels.
|
Buku ini adalah kesaksian
tentang peristiwa genosida kemanusiaan paling mengerikan dibalik pembangunan Jalan Raya Daendels,
jalan yang membentang 1000 km sepanjang utara Pulau Jawa dari Anyer ( Jabar )
sampai Panarukan
( Jatim ). Inilah satu dai
beberapa kisah tragedi kerjapaksa terbesar sepanjang sejarah di Tanah Hindia.
Melalui buku ini Pram menuturkan sisi paling kelam pembangunan jalan yang
beraspalkan darah dan airmata manusia – manusia pribumi.
|
Midah Simanis Bergigi Emas
|
Ini adalah novel ringan yang
ditulis Pramoedya di tahun 50-an dengan setting tempat Djakarta. Perempuan
bernama Midah menjadi tokoh utamanya. Midah lahir dan dibesarkan dalam
keluarga terpandang dan taat agama. Dalam usia remaja Midah dikawinkan dengan
haji Terbus, laki-laki pilihan ayahnya yang ternyata telah mempunyai banyak
istri.
|
Bukan Pasar Malam
|
Roman ini berlangsung dalam
satu putaran perjalanan seorang anak revolusi- yang sangat idealis-pulang
kampung karena ayahnya sakit TBC dan anggota keluarganya yang miskin dengan
rumah tuanya, serta menghadapi istri yang cerewet.Roman ini juga menunjuk
muka para jenderal / pembesar negeri pascakemerdekaan yang hanya asyik
mengurus dan memperkaya diri sendiri.
|
Sekali Peristiwa di Banten
Selatan
|
Novel ini merupakan hasil ’reportase’
singkat Pramoedya AT di wilayah Banten Selatan ( Jabar ) yang subur tapi
rentan penjarahan dan pembunuhan. Tanah yang subur tapi masyarakatnya miskin,
kerdil, tidak berdaya, lumpuh daya kerjanya. Mereka diisap sedemikian rupa.
Mereka dipaksa hidup dalam rasa takut yang memiskinkan.
|
Perawan Remaja Dalam
Cengkeraman Militer – Catatan Pulau Buru
|
Buku ini merupakan catatan
sejarah tentang para perempuan remaja Indonesia yang dijadikan budak seks
oleh balatentara Jepang pada Perang Dunia II. Catatan ini disusun berdasarkan
keterangan teman-teman sepembuangan Pramoedya di Pulau Buru, serta hasil pelacakan
mereka terhadap budak seks yang ditinggalkan begitu saja di Pulau Buru,
setelah Jepang menyerah pada tahun 1945.
|
Anak Bajang Menggiring Angin
|
Novel ini telah memasuki
cetakan yang ke-9. Berlatar belakang kisah Ramayana, novel ini dituturkan
dengan begitu luar biasa dan menarik.Dengan imajinasi simbolik yang sangat
kaya disertai penggalan makna-makna filosofis yang sangat dalam, buku ini
mampu menghidupkan kembali kisah klasik Ramayana dalam bentuk yang enak untuk
dinikmati.
Para pengamat sastra
mengatakan bahwa kisah buku ini mempresentasikan perlawanan mereka yang lemah
dan tak berdaya menghadapi absurditas nasib kekuasaan.
|
Kliwon, Perjalanan Seorang Saya
|
Buku ini memuat kumpulan
tulisan. Topik yag disampaikan meliputi topik politik, agama , bencana dan
bahkan pesantren.Gaya penuturannya sangat lugas, penuh humor dan mencerahkan.
|
Saya Nujood, Usia 10 dan Janda
|
Sebuah kisah nyata yang
mengejutkan tentang gadis cilik yang pemberani. Di usia 10 tahun, Nujood
dipaksa ayahnya menikah dengan lelaki yang usianya 3x lipat dari usianya.
Nojood hidup terpisah dari orangtua dan keluarganya, memulai hidup baru
bersama suaminya di desa terpencil di pedalaman Yaman. Setiap hari menerima
penganiayaan fisik dan emosional dari suami dan ibu mertuanya.Tak tahan
dengan perlakuan ini, Nujood kecil melarikan diri ke gedung pengadilan di Ibu
Kota untuk meminta keadilan.
|
Perempuan Di Titik Nol
|
Novel ini didasari pada kisah
nyata, berkisah tentang seorang perempuan bernama Firdaus, yang dihukum
gantung karena membunuh seorang germo di Kairo.
Firdaus menerima dengan gembira vonis itu dan menolak grasi kepada presiden
seprti yang dianjurkan oleh kepala penjara.. Menurut Firdaus vonis itu justru merupakan
satu-satunya jalan menuju kebebasan sejati. Ironis !
|
Catatan dari Penjara Perempuan
|
Buku ini berkisah tentang
pengalaman Nawaal el-Saadawi yang seorang dokter sekaligus aktivis perempuan,
saat ada dalam sebuah penjara perempuan di era Anwar Sadat. Berbagai
peristiwa yang terjadi di dalam penjara dirangkainya menjadi sebuah cerita
yang memikat, menyentuh dasar hubungan kaum perempuan dengan kekuasaan.
|
Jatuhnya Sang Imam
|
Jatuhnya Sang Imam berkisah tentang perjuangan dan perlawanan seorang anak perempuan yang
lahir tanpa ayah. Sang Ibu dianggap sebagai seorang perempuan pezina, namun
semua orang, mulai dari penjaga hingga sang Imam telah tidur bersamanya.
Akibat keingintahuannya tentang keturunannya, ia selalu dikejar-kejar dan
akhirnya tertangkap dan dijatuhi hukuman mati. Novel ini berisi tentang
kejatuhan para pemimpin yang selalu bersembunyi di balik nama agama dan
Tuhan.
|
Sumber : Mbak Tatik
No comments:
Post a Comment
Silahkan mengisi komentar dan terima kasih atas komentar anda